Minggu, 20 Januari 2008

Cerita dibalik Iklan Belakang Majalah FORUM Keadilan (Pemerasan Terhadap PT MAKINDO dan Gunawan Jusuf episod VI)

Tentang postingan seperti ini, bukanlah maksud kami untuk menjelek-jelekkan seseorang. Tapi kami memang bertekad untuk mengulas sebuah persoalan pers yang, mungkin, cukup besar.

Masalah ini dimulai dari pembahasan misteri iklan cover belakang majalah FORUM yang selalu memampang foto Gunawan Yusuf. Ternyata, pemasangan iklan itu memiliki maksud. Yakni, seorang penanggung jawab redaksi FORUM, Priyono Bandot Sumbogo, memiliki target untuk dapat uang dari PT Makindo, perusahaan yang dipimpin Gunawan Yusuf itu. Uang yang ditargetkannya itu juga tak sedikit. Mendapai Rp 400 juta. Tapi upayanya itu tidak kesampaian. Dia kena tipu sama bencong. Makanya, dendamnya itu disampaikan lewat iklan di FORUM. Karena cuma itu upaya terakhir yang bisa dilakukannya.



Keterangan foto : Priyono Bandot Sumbogo, tokoh central tragedi pemanfaatan majalah FORUM Keadilan sebagai ajang "pemerasan".

Hal lainnya. ternyata selama bekerja di FORUM, banyak persoalan pers yang mungkin bisa dibahas bersama. Kasus pemerasan yang gagal itu merupakan perkara pertama di dunia pers kita dengan jumlah besar. Tapi tak satupun pihak yang berani mengusutnya.

Lalu tentang proses penerbitan majalah FORUM yang sering kutip media koran dan internet tanpa menyebutkan asal beritanya, jelas merupakan tindak pidana yang serius. Tapi tak satupun yang berani mengusutnya. Padahal, bila dibutuhkan alat bukti seperti saksi misalnya, kami sangat siap.

Jadi, hal ini bukan semata-mata ketidaksukaan terhadap seseorang. terhadap Priyono Bandot Sumbogo itu. Tapi, sejujurnya, ketika bekerja bersama dia selama ini, kami merasa kecewa. Karena beliau selalu membangga-banggakan sebagai alumnus TEMPO. Jadi dalam benak kami, seolah-olah alumnus TEMPO itu memang seperti Priyono itu saja. Tidak bisa menjadi wartawan, tapi mengaku sudah sangat senior. Hobbinya juga "menyiksa" para wartawannya saja.


Salam,

Dewanto wrote:
rasanya saya tahu yang dimaksud dengan si bencong itu.

lebih setahun lalu, saya pernah ditelepon seseorang yang mengaku
bernama ronald. dia telepon ke kantor dan mengajak bertemu.

dalam pertemuan di sebuah kedai kopi, dia menawarkan informasi
tentang "kebusukan" makindo. kira-kira ceritanya tentang komplain
sejumlah investor di singapura yang duitnya digunakan makindo
untuk investasi di indonesia. dia sendiri mengaku mewakili kepentingan
para investor singapura itu.

saya kemudian minta dia membawa data-data awal. tapi data-data
yang dibawa dalam pertemuan berikut kurang meyakinkan. maka
saya katakan cerita seperti itu sulit ditulis.

dia kemudian mencoba merayu dengan mengatakan akan memasang
iklan. saya jawab, sebagai redaksi saya tak ada urusan dengan iklan.
tak mau menyerah, dia terus membujuk. kali ini mengiming-imingi
saya dengan sejumlah uang. iming-iming itu juga saya tolak.

dari tiga kali pertemuan, saya simpulkan informasi yang dia tawarkan
sama sekali tidak layak untuk ditulis. menyadari sikap saya dia tak
pernah menghubungi saya lagi.

buat wartawan, informasi yang akurat dengan verifikasi yang cukup
merupakan modal awal untuk menulis berita.

sebelum ini, saya dan teman-teman di kantor saya telah beberapa kali
menulis tentang makindo secara kritis. tentu saja dengan data yang cukup.
insya Allah kami akan terus seperti itu.

Tidak ada komentar: