Minggu, 20 Januari 2008

Cerita dibalik Iklan Belakang Majalah FORUM Keadilan (Pemerasan Terhadap PT MAKINDO dan Gunawan Jusuf episod IV)

Irawan Santoso wrote:
Bung Santun Sinaga Yth.
Terima kasih atas perhatian anda selama ini. Bung memang sangat santun sekali menuturkan apa yang Bung alami dengan FORUM.

memang benar Bung. Di edisi akhir tahun lalu, rencananya kita (waktu itu saya maih bergabung dengan FORUM yang dikelola Pt Forum media utama), bakal membuat sebuah edisi khusu tentang Advokat Terbaik tahun 2006.

Di hari senin, seperti biasa, kami mengadakan rapat redaksi berupa perencanaan. Disitulah dibahas rencana itu. Ide itu memang berawal dari saya. Saya mengusulkan agar edisi khusus itu seperti itu. Karena memang FORUM pasarnya adalah kalangan hukum. terlebih lagi selama beberapa tahun FORUM memang tak pernah membuat hajatan untuk kalangan advokat seperti yang dilakukan sewaktu dijaman Karni.

Lalu saya pun mengusulkan konsep dan formatnya. Ternyata diterima sebagian. Konsep edisi khusus diterima dengan menampilkan profil pengacara. Tapi bukan pengacara Terbaik. Melainkan siapa saja pengacara yang bersedia membayar. Titah itu keluar dari mulut Priyono. Waktu itu dia ngotot untuk membuat edisi khusus pengacara, KHUSUS yang Bayar saja. Tidak perlu terbaik. Alhasil ide saya itu pun kalah. Semula, saya ditunjuk sebagai ketua tim edisi khsus itu. Tapi setelah melihat yang diprofilkan adalah pengacara siapa saja, asalkan bayar, tentu saya tidak bersedia. Alhasil ditunjuklah orang lain yang menjadi ketua tim edisi khusus itu.

Rencananya, edisi itu bakal keluar sepekan setelah liburan lebaran. Lalu, dibuatlah TOR liputan dan dibagikan kepada seluruh awak redaksi. Saya sendiri kebagian meliput dua orang advokat. Mereka adalah Adnan Buyung Nasution dan Henry Yosodiningrat. Saya berpikir, dua orang ini adalah pengacara kawakan dan memiliki prinsip. Tidak mungkin di todong agar membayar demi dimuat sebagai Profil di FORUM. sama saja dengan memalukan diri sendiri. Tapi, ternyata penanggungjawab redaksi, Priyono Bandot Sumbogo, tidak mempedulikan hal itu. Dia tetap "memerintahkan" agar saya mengubungi dia pengacara kesohor itu agar memasang profilnya untuk FORUM. Tentu dengan kesepakatan seperti di rapat, mereka harus BAYAR!!!

Memang, sangat berat sekali waktu itu. Di satu sisi, saya mesti bekerja mematuhi perintah penanggungjawab redaksi, tapi di sisi lain mempertaruhkan harga diri. Alhasil saya lebih memilih untuk menyelamatkan harga diri saaya. Liputan dan wawancara itu tidak saya lakukan. Dan edisi khusus versi pengacara bayar itu tidak jadi diterbitkan. Syukur Alhamdulillah.

Edisi khusus tentang pengacara bayar itu memang ambisi Priyono seorang. Dia berupaya agar mendapatkan uang lewat edisi itu. Walaupun tata caranya sungguh tidak beretika secara jurnalistik. Kami semua, jujur, para wartawan yang mengikuti rapat itu terbengong ketika dia memerintahkan hal demikian. Karena memang nama FORUM sangat berharga buat kalangan advokat maupun kalangan hukum. Tapi, entah mengapa, seolah priyono tidak mempedulikan hal itu. baginya, yang penting bisa menghasilkan uang.

jadi, Bung Santun, wajar saja anda dihubungi oleh teman anda yang pengacara itu. karena kebetulan teman anda itu memiliki hubungan dengan Priyono. Syukurlah anda tidak menjadi korban. Syukur juga anda tergolong sebagai advokat yang tidak mementingkan publikasi dengan menghalalkan segala cara.

Tentang tulisan saya, memang kini tak didapati lagi di FORUM yang dikelola Priyono itu. Tapi tidak lama lagi pasti anda akan bisa mendapatkannya. (Saya tersanjung dengan pujian anda).

Lalu perihal tulisan saya yang sempat memenangkan Anugerah Adiwarta Sampoerna 2006. Yang perlu Bung ketahui, tulisan saya yang berhasil menang itu berjudul "Misteri Suap Probosutedjo di Mahkamah Agung". tulisan itu berisikan analisis secara hukum tentang posisi kasus masalah itu. Diturunkan di rubrik Fokus pada edisi 02, Mei 2006. Nah, disitu saya menuliskan kisah suap terakbar di dunia peradilan kita itu menjadi tiga bagian. Bagian I mengulas tentang kronologis suap menyuap itu. Mulai dari proses ketemuanya Harini Wijoso dan Pono Waluyo. Lalu proses mengalirnya uang dari Probosutedjo ke Pono Waluyo sampai tertangkap KPK. Bagian II mengulas tentang hubungan Bagir Manan dengan kasus tersebut. karena banyak media seolah menjustifikasi bahwa Bagir memang terlibat dalam kasus itu. Di bagian ini, saya berani menyatakan bahwa secara hukum, Bagir tidak terlibat sama sekali. karena nama dia hanya di catut. Di bagian III, analisis dengan hubungan antara KPK dan Probo. Ternyata KPK menerapkan standart ganda dengan tidak menampilkan Probo sebagai tersangka. Padahal dia adalah pelaku penyuapan. pastinya, saya bisa mengirimkan kepada anda bila memang berminat membaca tulisan tersebut.

Nah, proses pencarian berita tentang kasus itu tentu tak terlalu sulit. Investigasinya juga tak memakan banyak biaya. Karena kejadiannya hanya di Mahkamah agung dan KPK. Jadi saya hanya keluyuran di dua lembaga itu saja. tentu untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan. Kelebihannya mungkin di analisis posisi kasus yang memang berbeda dengan media-media lainnya. Analisis itu tentu tak datang sendiri. Hasil diskusi dengan beberapa pengacara dan alhi hukum pidana. Maka jadilah sebuah tulisan panjang tentang kasus itu. Tentu tidak sulit. Walaupun FORUM tidak membayar biaya investigasinya.

yang pasti, memang sangat menyedihkan melihat pengelolaan majalah FORUM oleh orang-orang semacam itu (benar yang bung katakan). FORUM kini memang tak sama seperti di jaman Karni. Tapi, waktu itu, kami beberapa awak FORUM yang masih muda tetap berupaya menampilkan berita yang berkualitas. Walaupun manajemen dan keuangannya ambrol. Namun lama-kelamaan kami juga tentu tak tahan dengan ulah penjabat redaksi yang seperti itu.

Saya hanya bisa berharap, agar jangan ada lagi orang muda yang terjebak diiming-imingi menjadi wartawan FORUM yang tergabung dalam PT Forum Media Utama. Karena memang perusahaan ini tidak jelas legitimasinya. Secara hukum, posisi perusahaan ini tidak benar. Mungkin ini akan kami buktikan di pengadilan.

Dan, bila penjabat redaksi di FORUM membaca postingan ini, pastilah saya bakal dimuat lagi di rubrik FORUM Pembaca. Tentu dengan segala tuduhan bahwa saya dan beberapa awak FORUM yang lain dianggap illegal. Padahal, selama bergabung di bersama PT Forum Media utama, sudah sangat menyiksa. Karena tak pernah bisa mendapatkan gaji yang layak dan jaminan kesehatan yang nihil. Padahal tulisan yang dibebankan sangat banyak. Tapi memang begitulah watak dari penjabat redaksi di FORUM kini. Seolah tidak pernah mengenyam pendidikan jurnalis yang benar. Padahal itu pernah bekerja di TEMPO, GATRA dan GAMMA. Tapi, ya wajarlah, karena beliau juga ternyata dipecat dari tiga media itu. Sialnya, kini FORUM dipimpin oleh orang seperti itu. Mudah-mudahan Tuhan bisa menyadarkan.

Tidak ada komentar: