Minggu, 20 Januari 2008

Cerita dibalik Iklan Belakang Majalah FORUM Keadilan (Pemerasan Terhadap PT MAKINDO dan Gunawan Jusuf episod V)

Saya tidak begitu mengenal nama yang anda maksudkan. Tapi saya bisa sedikit membagi pengalaman dengan anda perihal kondisi di FORUM yang mungkin berguna.

Di FORUM ada nama Priyono Bandot Sumbogo. Dia ini wartawan yang, katanya, sangat senior. Karena sudah melanglang buana dari TEMPO, GATRA, GAMMA (alm) dan PILARS. Lalu menjadi penanggungjawab redaksi FORUM.

Tapi, kinerjanya sungguh tidak menunjukkan kalau dia itu wartawan yang sudah senior. Justru bila bekerja dengannya, kita mesti memiliki benteng idealisme sendiri. Bukan karena dibelaki oleh pemimpin di redaksi.

Biasanya, seorang pemimpin di redaksi, mampu menembus nara sumber yang tak tertembus seorang wartawan sekelas reporter. Tapi, di FORUM, jangan harap hal itu terjadi. Karena si pemimpin di redaksinya memang tak bisa melakukan apa-apa. Bila redaksi memutuskan untuk wawancara Presiden misalnya, jangan harap ada lobby khusus dilakukan Priyono untuk bisa mendapatkan wawancara itu. Yang dia lakukan cuma duduk tenang saja di mejanya. Entah memikirkan apa. Sebaliknya, justru reporter dan redaktur yang kelimpungan mengejarnya. Untung kalo jumlah reporter dan redakturnya banyak, di FORUM, jumlah awak redaksinya cuma belasan orang saja.

Jangan harap pula anda diajarkan taktik dan strategi mengejar nara sumber yang eksklusif. Karena Priyono tak pernah melakukan itu. Malah dia mengajurkan agar semua penulis berita melakukan kompailing berita saja. artinya mengutip berita di koran-koran atau media online. Cuma itulah yang sanggup dia lakukan. Parahnya lagi, bila kutipan itu diambil, tak disebutkan media apa yang dikutip. Jadi dibuat seolah-olah FORUM yang mendapatkannya. Padahal itu adalah kutipan dari koran. Kalau tidak percaya, coba saja cek FORUM setiap edisinya. Pasti anda bakal mendapatkan berita yang anda buat di koran anda. Periksalah dengan teliti. Bahkan judul dan kalimatnya pun tak diubah. Karena memang itu adalah instruksi langsung dari Priyono, sang penanggung jawab redaksi!! (keterangan ini siap saya pertanggungjawabkan di depan hukum sekalipun, karena memang dijamin kebenarannya) .

Untungnya, tak semua instruksi si pemimpin itu dipatuhi. Beberapa awak redaksi sempat berupaya untuk melakukan liputan sendiri tanpa mesti mengutip dari media lain. Konsekwensinya, ya pasti kerjaan akan tambah banyak. Itu tanpa dibarengi bonus kerja atau kenaikan gaji. Jadi, bila anda bekerja 24 jam sehari pun, jangan harap ada uang tambahan gaji. Hanya dibayar sebulan gaji seperti biasanya. syukur bila di bayar full, karena yang sering malah dibayar tidak penuh.

Pastinya, pemimpin di redaksi tidak menjamin dia itu sudah puluhan tahun menjadi wartawan. Mau dari lahir sudah menjadi wartawan, tapi kalau otaknya kotor, tidak menjamin bakal menjadikan media yang dikelolanya bisa maju. Tidak jadi jaminan pula dia itu pernah melanglang buana di berbagai media. kalau tetap tidak punyak kemampuan menjadi jurnalis, ya sama saja. FORUM adalah bukti nyatanya.

Saya bukan bermaksud menjelek-jelekkan media itu. Tapi pengalaman yang didapatkan tentu bisa jadi masukan.

salam,

FORUM Seperti Barang Subhat

Menjadi wartawan memang prestisius. Bisa bertemu dengan banyak orang-orang penting di negeri ini dengan dalih wawancara. Menjadi wartawan FORUM, tentu sangat prestisius karena majalah ini pernah terangkat pamornya hingga setinggi langit. Meski itu dulu, setidaknya pamornya masih membekas hingga sekarang.

Orang-orang yang kini bergabung dengan majalah FORUM tentu terkena imbas pamor FORUM yang dulu pernah bagus. Setidaknya ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang-orang yang kini bergabung dengan majalah ini. Karena banyak orang yang belum tercerahkan yang menganggap bahwa FORUM sekarang masih seperti dulu. Saya katakan tidak.

Saya salah seorang yang keluar dari FORUM sejak Nopember 2006. Bersamaan dengan bung Irawan dan beberapa kawan yang lainnya. Sebelumnya juga wartawan FORUM banyak yang keluar masuk. Jika ditanya, alasannya keluar dari FORUM, saya yakin seyakin-yakinnya jawaban akan sama. Diantaranya yang dikeluhkan oleh Bung Irawan.

Tulisan ini saya posting, bukan semata-mata saya membenci seseorang atau disuruh seseorang, atau malah diberi bayaran oleh orang. Saya hanya berangkat dari hati nurani sekaligus mengklarifikasi berita yang dikeluarkan oleh FORUM bahwa kami adalah wartawan ilegal.

Sebenarnya bukan pada perkara wartawan ilegal tapi ada pernyataan lain yang mengiringinya, yakni kami dikatakan oleh FORUM belum mengembalikan inventaris FORUM. Hah? inventaris!! !!!!!!!

Terus terang kami kurang mengerti apa yang dimaksud dengan inventaris FORUM. Karena selama bekerja saya membeli perlengkapan seperti taperecorder dengan uang sendiri. Sebagian tentang ini sudah dibuat hak jawabnya ke FORUM, tapi tidak dimuat.

Kalaupun idcard yang dimaksud belum dikembalikan? Id card ini tak ada harganya bagi kami, apalagi kalau dihitung dengan gaji-gaji kami yang belum dibayarkan selama kerja. Terus terang kami ingin keluar dari FORUM sudah semenjak lama, kalau kami cukup bertahan karena kami berangkat pada prinsip kami pribadi, yakni ingin belajar menulis.

Tapi setelah banyak belajar dari sejumlah kawan dan seminar, kami cukup sadar belajar nulis di FORUM tidak cukup bagus. Terlepas dari kesejehteraan. Tidak baik bagi perkembangan anak bangsa yang mengharapkan bangsa ini bisa lebih baik.

Saya sarankan kepada para pembaca millis ini untuk tidak berkeinginan menjadi wartawan FORUM, jika anda tidak ingin terjebak pada persoalan jurnbalistik yang amburadul karena keterseokan keadaan perusahaan. FORUM ini seperti barang subhat (setengah haram hukumnya), enggak jelas kepemilikannya, banyak utangnya, banyak dosanya, dsb.

kalaupun ada wartawannya bisa bermegah2an, percayalah itu bukan dari gaji yang diberikan dari perusahaan, mungkin senggol sana, mungkin senggol sini.

"Jangan biarkan dosa-dosa terus menumpuk
Segera, perlahan untuk bertobat
Sebelum musuhmu banyak
Tak mati dengan syahid hanya untuk mempertahankan FORUM
Yang ada hanya mati nyungseb"


Salam

Robby SOegara yang awam soal jurnalistik

Tidak ada komentar: